Dunia digital penuh dengan hiruk-pikuk. Setiap informasi berlomba-lomba menarik perhatian. Namun, suara Dalai Lama di media sosial memberikan perspektif lain: kedamaian.
Pada usia 89 tahun, Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14, mungkin tidak langsung mengetik di ponsel atau merekam video sendiri, tetapi melalui akun-akun resmi yang dikelola oleh kantornya. Ia telah menjadi salah satu tokoh spiritual paling berpengaruh di media sosial. Dengan jutaan pengikut di platform seperti Facebook, X, Instagram, dan YouTube, kehadiran Dalai Lama di ranah digital bukan sekadar strategi komunikasi modern, melainkan perpanjangan dari misinya untuk menyebarkan kasih sayang, perdamaian, dan kesadaran penuh kepada dunia yang semakin terhubung—dan terpecah.
Kehadiran Dalai Lama di media sosial dimulai lebih dari satu dekade lalu, ketika dunia digital mulai menjadi pusat interaksi global. Pada 2010, akun Facebook resmi @DalaiLama diluncurkan, diikuti oleh akun X dengan nama yang sama. Instagram menyusul pada 2014, dan kanal YouTube resmi menjadi wadah untuk menyiarkan khotbah, wawancara, dan doa secara langsung. Pilihan platform ini bukan kebetulan. Facebook, dengan jangkauannya yang luas, memungkinkan pesan Dalai Lama menembus berbagai usia dan budaya.
X, dengan formatnya yang singkat, menjadi ruang ideal untuk kutipan-kutipan sederhana namun mendalam. Sebut saja kutipannya seperti, “Kebahagiaan bukan sesuatu yang siap pakai; ia datang dari tindakanmu sendiri.”
Instagram, yang digemari generasi muda, menghadirkan foto-foto penuh makna dari perjalanan Dalai Lama. Sementara YouTube menawarkan ruang untuk ceramah panjang yang mendalam, seperti dialognya dengan ilmuwan tentang kesadaran atau doa tahunan untuk umat Buddha Tibet.
Siapa pengelola media sosial Dalai Lama?