Pencarian
Ekonomi

Langkah Strategis China Menghadapi Perang Tarif AS

Respons strategis China terhadap perang tarif Trump ditandai oleh balasan yang terukur, ketangguhan, dan penolakan untuk memberikan konsesi besar di bawah tekanan

Prompter Jejak AI
Rabu, 14 Mei 2025
Oleh: IP
JejakAI
Leonardo AI

Sebelum akhirnya dilakukan gencatan senjata, dalam perang tarif AS sempat memberlakukan tarif atas impor dari Tiongkok yang meningkat hingga tarif kumulatif sebesar 145% pada April 2025, sementara China membalas dengan tarif hingga 125% terhadap barang-barang dari AS.

Perang Tarif Presiden Trump berdampak signifikan pada ekonomi China melalui serangkaian tarif yang meningkat dan tindakan balasan, dengan konsekuensi ekonomi dan perdagangan yang mencolok. 

Sebelum kedua negara ini melakukan 'gencatan senjata', sejumlah dampak ekonomi dirasakan oleh China. Tarif-tarif ini secara substansial meningkatkan biaya ekspor China ke AS, dengan harga yang meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam beberapa bulan, memberikan tekanan pada para eksportir China dan mengganggu arus perdagangan.

Pertumbuhan PDB China terdampak negatif, dengan estimasi penurunan hingga 2,4% pada tahun 2025 akibat tarif dan ketegangan dagang. Proyeksi sebelumnya menunjukkan penurunan pertumbuhan PDB antara 0,5% hingga 2,5% tergantung pada tingkat keparahan tarif dan langkah stimulus dari pemerintah Tiongkok.

Volume perdagangan antara kedua negara mengalami penurunan, dengan total perdagangan bilateral barang turun dari $661,5 miliar pada 2018 menjadi $582,4 miliar pada 2024, dan pangsa ekspor Tiongkok ke AS turun dari 19,2% menjadi 14,7% dalam periode tersebut.

Sebelumnya, China telah mendiversifikasi perdagangan dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS, dengan ekspor ke AS menurun sebagai bagian dari total ekspor Tiongkok dari sekitar 19% pada 2018 menjadi 12,8% pada 2023, yang sedikit mengurangi dampak tarif.

Tarif-tarif ini sangat memukul sektor manufaktur berbasis ekspor di Tiongkok, terutama yang memproduksi barang-barang seperti furnitur, pakaian, mainan, dan peralatan rumah tangga yang ditujukan untuk pasar AS.

Perang tarif telah menyebabkan volatilitas pasar global dan mengganggu rantai pasokan, dengan pasar saham bereaksi negatif terhadap pengumuman tarif dan meningkatnya ketegangan.

Baca juga: Operasi Balasan Bunyan Marsoos Pakistan Dinilai Mengungguli Operasi Sindoor yang Dilancarkan India

Posisi strategis China dalam pasokan mineral penting dan sektor-sektor utama lainnya memberikan keunggulan dalam konflik dagang ini, berbanding terbalik dengan ketergantungan AS yang lebih rendah terhadap impor dari Tiongkok dalam beberapa sektor.

Dampak terhadap China

Tarif: Tarif AS hingga 145%; Tarif balasan Tiongkok hingga 125%

Dampak PDB:  Estimasi penurunan hingga 2,4% pada 2025

Volume Perdagangan: Turun dari $661,5 miliar (2018) menjadi $582,4 miliar (2024)

Ketergantungan Ekspor: Pangsa ekspor ke AS turun dari ~19% menjadi ~12,8%

Dampak Sektoral: Sektor manufaktur ekspor (furnitur, pakaian, mainan) terpukul.

Proyeksi Pertumbuhan: Menurun dari 4,9% (2024) ke ~4,3% (2025)

Meskipun perang tarif Presiden Trump telah memberikan beban besar terhadap ekonomi China—mengurangi pertumbuhan PDB, menurunkan volume perdagangan, dan menekan sektor ekspor— China telah beradaptasi melalui diversifikasi perdagangan, peningkatan konsumsi domestik, dan persiapan untuk ketegangan berkepanjangan.

Konflik ini telah membentuk ulang hubungan dagang bilateral dan berkontribusi pada ketidakpastian ekonomi global yang lebih luas.

Bagaimana respons China terhadap perang tarif?

Halaman 1 2
JejakAI
Exploring AI for Humanity
JejakAI adalah situs web yang membahas berita, tren, dan perkembangan terbaru seputar kecerdasan buatan, menghadirkan analisis mendalam serta informasi terkini tentang inovasi di dunia AI.
Copyright © 2025 JejakAI. All Rights Reserved. | dashboard